Bismillah ar-Rahman ar-Rahim
Assalammualaikum wa Rahmatullahi wa BarakatuhuIngat Allah selalu
Moga semua dalam kemanisan iman dan amal ibadah. Subhanallah, Alhamdulillah, La ilaha ilAllah, Allahu akbar. Segala puji kita berikan kepada Allah yang memberi nikmat untuk kita membaca post ini, menaip, makan/minum, tersenyum dan menangis. (Aasif, post kali ini agak panjang. Tapi, moga ia bermanfaat dan dapat mengisi apa yang perlu. Insya Allah.)
Terbaca beberapa artikel dan post dari beberapa hamba Allah (moga Allah merahmati dan menyintai kalian) yang menyentuh hati dan membuatkan diri berasa terisi dengan nikmat iman dan islam yang telah dikurniakan. Jarang sekali kita menghargai kedua-dua nikmat ini kerana kita telah Allah pilih untuk dilahirkan oleh seorang ibu yang beragama islam, bapa yang membaca iqamat/meng-azankan di telinga kita setelah kita dilahirkan, dipaksa/secara rela belajar muqaddam dan mengkhatamkan al-Quran, belajar solat walaupun hanya mengikut gerakan tubuh ibu/bapa/abang/kakak sambil mulut berkumat-kamit mengikut mereka, mendengar ustaz/ustazah bercerita tentang kisah Rasulullah s.a.w, Nabi dan Rasul (a.s), para sahabat, belajar adab-adab (mengikut sunnah - sebelum/selepas makan, masuk/keluar tandas), dan juga doa (juga mengikut sunnah).
"Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"
[31 kali difirmankan oleh Allah dalam surah ar-Rahman]
Akan tetapi, ada juga diantara kita yang islam di atas nama sahaja. Mereka mungkin kekurangan dari segi didikan asas ilmu agama; kefahaman tidak lurus tentang islam yang syamil (menyeluruh), kamil (lengkap) dan mutakammil (melengkapi); persekitaran yang tidak membawa kepada peningkatan iman; dan banyak sebab lain. Akan tetapi, mereka masih hamba Allah melalui kalimah la ilaha ilallah (tiada Tuhan yang disembah melainkan Allah) dan bukanlah hak kita sebagai manusia yang lemah lagi hina dihadapan Allah ta'ala untuk mengukur keimanan dan taraf mereka di hadapan Allah azzawajalla. Wallahua'lam.
"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang lelaki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenali. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha teliti"
[al-Hujurat 49:13]
Mari kita kembali kepada nikmat iman dan islam.
Saya pernah mendengar satu pengisian tentang iman manusia, iman malaikat dan iman para Nabi dan Rasul (a.s.). Iman manusia adalah yang turun-naik. Iman malaikat adalah mendatar (sama/xnaik atau turun) manakala iman para Nabi dan Rasul (a.s.) adalah sentiasa meningkat.
Iman manusia. Apabila kita diberi peluang oleh Allah untuk mengecapi dan merasai halawatul (kemanisan) iman maka nikmatnya hanya yang pernah merasainya dan Allah ta'ala sahaja yang tahu. Apabila kemanisan iman dirasai, dunia ibarat permainan, seperti bayang-bayang semata, air mata akan mengalir apabila mengingati Allah yang dicintai, lafaz dhikrullah ibarat denyutan nadi, setiap kata-kata menjadi mutiara, setiap senyuman menjadi cahaya, setiap langkah adalah kerana-Nya dan untuk-Nya, setiap fikiran hanyalah ke arah apa yang disuruh-Nya, manusia menjadi saudara, tiada ragu mahupun risau kerana pergantungan hanyalah pada-Nya dan setiap tangis adalah penyuci hati & jiwa. Inilah seperti yang Allah firman dalam al-Quran al-kareem - Ibadur-Rahman.Subhanallah
Sesungguhnya orang-orang yang menegaskan keyakinannya dengan berkata: Tuhan kami ialah Allah, kemudian mereka tetap teguh di atas jalan yang betul (dengan pengakuan iman dan tauhidnya itu), maka tidak ada kebimbangan (dari sesuatu yang tidak baik) terhadap mereka dan mereka pula tidak akan berdukacita; Merekalah ahli Syurga, tetap kekallah mereka di dalamnya, sebagai balasan bagi amal-amal soleh yang mereka telah kerjakan.
[al-ahqaf 46:13-14]
Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan; Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka (maksudnya orang-orang yang sembahyang tahajud di malam hari semata-mata Kerana Allah); Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, jauhkan azab Jahanam dari kami, Sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal.”; Sesungguhnya Jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.; Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.; Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain selain Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosanya.; (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina.; Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.; Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, Maka Sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan Taubat yang sebenar-benarnya (taubat an-nasuha).; Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.; Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang- orang yang tuli dan buta.; Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (Kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”; Mereka Itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang Tinggi (dalam surga) Kerana kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan Ucapan selamat di dalamnya.; Mereka kekal di dalamnya. Syurga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman.; Katakanlah (kepada orang-orang musyrik): “Tuhanku tidak mengindahkan kamu, melainkan kalau ada ibadatmu. (Tetapi bagaimana kamu beribadat kepada-Nya), padahal kamu sungguh Telah mendustakan-Nya? Karena itu kelak (azab) pasti (menimpamu).”
[al-Furqan :63-77]
Tetapi, fitrah manusia adalah lemah dan ada kalanya iman akan tergugat dan biasanya inilah antara ujian paling besar yang dialami oleh seorang hamba Allah.
Tarbiyyah Dzatiyyah
Refill your iman Maka, kita perlu mentarbiyyah diri. Merujuk kepada buku Tarbiyyah Dzatiyyah hasil karangan Abdullah bin Abdul Aziz al-Aidan, manusia sangat membutuhkan (translation: memerlukan) tarbiyyah dzatiyyah.
Tarbiyyah bermaksud pembinaan dari segi iman, ilmu dan akhlaknya (menyeluruh). Menurut penulis, dengan kata lain, tarbiyyah dzatiyyah adalah tarbiyyah seseorang terhadap diri sendiri dengan dirinya sendiri. Dengan kata lain, ianya adalah dari kita (dengan izin Allah ta'ala) dan untuk kita. Dalam buku ini, penulis (moga Allah memberkatinya dan memberi Rahmat serta Redha-Nya kepadanya) telah membahagikan buku ini kepada beberapa bahagian:
1. Definisi Tarbiyyah Dzatiyyah seperti yang telah saya tuliskan kembali di atas.
2. Urgensi Tarbiyyah Dzatiyyah (mengapa kita amat memerlukan tarbiyyah dzatiyyah)
3. Sebab Ketidak pedulian kepada Tarbiyyah Dzatiyyah (mengapa manusia tidak ambil kisah tentang kepentingan tarbiyyah dzatiyyah)
4. Sarana-Sarana Tarbiyyah Dzatiyyah (terdapat 8 cara)
5. Buah Tarbiyyah Dzatiyyah (effect atau hasil dari tarbiyyah dzatiyyah).
Dalam beberapa post yang akan datang (wallahua'lam, saya tidak boleh janji bila), part 2, 3, 4, dan 5 akan di-kongsi untuk dimanfaatkan dalam usaha kita menggapai mardhatillah dan mahabbatillah. Jika baca bukunya lebih baik dan adalah lebih excellent (insya Allah) jika minta seorang ustaz/ustazah selaku murabbi untuk share dengan kita (jika mereka free). Sila tegur jika ada sebarang kekurangan atau terlebih. Doakan saya juga ya.
Allahumma ya muqqalibal qulub, thabbits qulubana 'ala deenik.
Allahummaghfirly khati atii, wa jahli, wa israfi, fi amri, wa ma anta a'klamubihi minni.
Ameen ya Rahman, Ameen ya Rahim
To be continued...
wallahua'lam
segala puji hanya bagi Allah, Tuhan sekalian alam