Saturday 29 November 2008

Bersabarlah

Bismillah ar-Rahman ar-Rahim

...stop and reflect...

Semasa sedang sibuk mencari fadhilat surah-surah pilihan untuk dikongsi bersama adik di Malaysia, Alhamdulillah Allah telah membawa saya ke satu blog dimana saya mendapat peringatan yang telah saya cut&paste di bawah. Masha Allah, tabarakallah. Segala puji hanya bagi Allah yang telah menitipkan rasa cinta yang teramat ini. Subhanallah. Moga ia bermanfaat untuk kita kerana, peringatan itu adalah yang terbaik untuk manusia [az zariyat:55]. Peringatan ini dipetik dari kitab tanbihul ghafilin - Peringatan bagi yang Lupa.

Abu Warrad dari Muhammad bin Muslim berkata : Seorang datang kepada Nabi s.a.w. dan berkata: Ya Rasulullah habis hartaku dan sakit badanku. Maka dijawab oleh Nabi s.aw.:


”Tidak baik seorang hamba yang tidak habis hartanya dan tidak sakit badannya, sesungguhnya Allah, jika cinta kepada hamba-Nya maka diujinya dengan bala dan bila telah ditimpa bala maka Allah memberinya kesabaran.”
Abud-Dardaa’ r.a. berkata :


Saya suka kepada kemiskinan kerana itu sebagai tawadhu’ merendah diri kepada Tuhanku, dan aku suka penyakit sebab itu sebagai penebus dosa, dan saya suka kepada mati, kerana rindu kepada Tuhanku.
Aisyah r.a. berkata Nabi s.a.w. bersabda:


”Tiada menimpa kepada seorang mukmin suatu mushibah, dari duri atau yang lebih dari itu melainkan Allah menggugurkan dengan itu satu dosa.”
Rasulullah s.a.w. bersabda:

”Tiada seorang muslim yang ditimpa mushibah, meskipun telah lama kejadiannya, lalu teringat dan membaharui ucapan: Inna lillahi wa inna ilaihi raji’uun [al Baqarah: 155-157], melainkan Allah akan memberi pahala baru seperti yang dahulu ia terima ketika mendapat mushibah itu.”
Moga ini dapat mendekatkan kita kepada Allah dan menjadikan kita hamba-Nya yang sentiasa muhasabah diri serta bersyukur. Allahumma ya muqqalibal qulub, thabbits qalbi 'ala deenik. Ameen ya Rahman, Ameen ya Rahim, Ya Kareem.

wallahua'lam
segala puji hanya bagi Allah, Tuhan sekalian alam

Tuesday 25 November 2008

Reap this Reward

Bismillah ar-Rahman ar-Rahim


Abu Hurayrah reported that the Messenger of Allah (peace be upon him) said: ‘Whoever says: ‘None has the right to be worshipped except Allaah, alone, without partner. To Him belongs all sovereignty and praise and He is over all things omnipotent.’ a hundred times during the day, has the reward of freeing ten slaves, a hundred good deeds are recorded for him and a hundred bad deeds are wiped away and he has grained refuge from the devil that day until evening and none shall come with anything better except someone who has done more.’

If you always recite this beautiful supplication after your daily prayers, then keep it up and keep on doing it. May Allah grant us jannah firdausi wannaim and show us the way to His divine Redha. Ameen ya Rabb.

Allahumma ya muqallibal qulub, thabbits qalbi 'ala deenik
Ya Allah yang mebolak balikkan hati, mantapkanlah hatiku dalam memeluk agamamu

wallahua'lam
segala puji hanya bagi Allah, Tuhan sekalian alam

Sunday 23 November 2008

Nothing Lasts Forever

Bismillah ar-Rahman ar-Rahim

"Dialah yang menghidupkan dan mematikan. Maka apabila Dia hendak menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya berkata kepadanya, 'Jadilah!' Maka jadilah sesuatu itu"
[al-Mu'min:68]

"Dia yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa Maha Pengampun."
[al-Mulk:02]


...you never know...

"Wahai Tuhanku! Ampunilah akan dia, rahmatilah akan dia, 'afiatkanlah dia dan maafkanlah dia. Muliakanlah persinggahannya dan luaskanlah tempat masuknya. Bersihkanlah akan dia dengan air, salji dan air batu. Dan bersihkanlah akan dia dari segala kesalahan sebagaimana dibersihkan kain putih dari kotoran. Dan berikanlah ganti rumahnya yang lebih baik dari rumahnya di dunia dan berikanlah ahli yang lebih baik dari ahlinya di dunia. Dan pasangan yang lebih baik dari pasangannya di dunia. Dan masukkanlah akan dia ke dalam syurga dan lindungilah dia dari azab kubur dan dari azab neraka"
[Hadis Riwayat Muslim]

Yang telah di jemput Allah telah tamat segala amalnya di dunia ini. Ia adalah satu peringatan terbesar buat yang masih diberi nikmat bernafas dan peluang untuk bertaubat. Peringatan untuk diri ini. Pintu taubat masih terbuka. Kita masih ada peluang untuk berbakti dan mengabdi. Jangan bersedih dengan kehilangan sekarang kerana apa yang kita ada sekarang adalah pinjaman semata. Bersedihlah dengan apa yang kita tidak manfaatkan sebelum ini dan bersihkanlah diri dari segala noda dosa dan segala kejahilan. Lakukan semana yang kita mampu dengan ikhlas dan ihsan hanya untuk Allah ta'ala. Please Allah, Ya Rahman, al Fattah, al ghafur, please help us and guide us through this lifetime so that we can gain Your Divine Love (mahabbatillah). Slowly but surely. Peringatan kepada yours truly juga, its now or never...
wallahua'lam
segala puji hanya bagi Allah, Tuhan sekalian alam

Saturday 22 November 2008

As-Sayyid al-Istighfar

Bismillah ar-Rahman ar-Rahim

Allah listens when others not

This is the translation for the master supplication for forgiveness that were repeated by our beloved prophet Muhammad s.a.w always for supplication:

O God (Allah s.w.t), You are my Lord, there is no God but You. You created me, and I am Your servant. I uphold your covenant and Your promise to the best of my ability. I seek refuge in You from faults of my own doings. I acknowledge the blessings you have showered upon me, and I acknowledge my shortcomings. So, forgive me, for indeed, none forgives sins except You.

This is the meaning of this supplication (doa: penghulu segala istighfar) in Malay (my mother tongue):

Ya Tuhanku (Allah s.w.t), Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau; engkau menciptakan dan aku abdi-Mu, dan aku berada dalam perjanjian dengan-Mu, ikrar kepada-Mu (yang akan ku laksanakan dengan) segala kemampuanku; dan aku berlindung kepada-Mu, dari kejahatan apa-apa yang telah aku lakukan; aku mengakui (dengan sebenar-benarnya) nikmat-Mu kepadaku; dan aku mengakui dosaku, maka ampunilah aku, kerana tidak ada yang boleh mengampuni dosa-dosa, kecuali Engkau.

The Prophet s.a.w said: "Whoever says this when he arises in the morning and [again] in the evening and then dies either that day or that evening, he will enter the Garden (jannah)."

Taken from the book Purification of the Heart (Matharat al-Qulub) by Syeikh Hamza Yusuf

If you are a frequent reader and reciter of the daily supplications of the Prophet Muhammad s.a.w that were compiled by as-Syahid Imam Hassan al-Banna (the al-Ma'thurat), you'll probably realize that you have been reciting this doa everyday (in the morning and in the evening). Masha Allah, tabarak Allah. Here's the recitation of the al-Ma'thurat sughra (sughra: short/small):


al-ma'thurat: Part 1


al-ma'thurat: Part 2


al-ma'thurat:Part 3

wallahua'lam
segala puji hanya bagi Allah, Tuhan sekalian alam

Wednesday 19 November 2008

Berterusan

Bismillah ar-Rahman ar-Rahim

...dont stop...

Allah's Messenger (peace be upon him) said: "
The most blessed of deeds is that which is done consistently, even if it is a minute one"
[Sahih Bukhari]
The al-Quran is made up of thirty parts, like days in the month. One should read one part of the al-Quran everyday so that it can be completed in its entirety in one month. Furthermore, each part consist of 20 pages. If one were to read four pages during the daily obligatory prayers, it would facilitate the completion of one part everyday. Insya Allah. Jom kita khatam al-Quran every month. uhuhu

Taken and adapted from Gems and Jewels compiled by Abdul-Malik Mujahid

wallahua'lam
segala puji hanya bagi Allah, Tuhan sekalian alam.

Sunday 16 November 2008

Sakit

Bismillah ar-Rahman ar-Rahim

Jangan biar iman tidur

Sejak kebelakangan ini, minda rasa tepu dengan segala masalah yang penting dan tidak penting. Segala masalah ini membuatkan diri 'berasa' sungguh sibuk. Sibuk dengan hal duniawi, masalah duniawi. Diri ini ber-istighfar (astaghfirullah hal azeem). Hampir diri ini diracuni al-wahnu (penyakit cinta dunia & takut mati). Diri ini telah dikotori dengan kegelapan yang telah dibawa dunia sehingga hati menjadi lalai dan alpa.

Mengubati diri yang sakit

Diri ini mula bermuhasabah. Mungkin ini telah tertulis di luh mahfuz tapi diri ini tidak akan membiarkan nafsu dan syaitan kembali meracuni akal dan hati. Diri ini mula mencari ubat. Berlayar dalam bahtera dan berjalan mendaki menuju kepada makrifah. Diri cuba mengubati diri yang telah hampir ternoda dengan tipu daya dunia. Diri tidak mahu kecundang. Diri tidak mahu berjumpa dengan khaliqnya dengan keadaan tertipu. Diri amat takut.

Diri ini mula memperbanyakkan istighfar kerana ia adalah satu cara untuk memohon ampun kepada Maha Pencipta yang Maha Kuasa, Maha Agung dan Maha Pengampun.

Diri melaksanakan taubat nasuha. Diri cuba menangis. Diri memaksa mata yang kering kerana dosa mengeluarkan setitis air mata penyesalan. Diri berasa sungguh ternoda.


Diri berzikir. Menyebut dan memuji Tuhan yang telah menciptanya. Diri merasa tenang.

Diri mengurangkan makan dan mengurangkan tidur yang sia-sia. Diri mula bersengkang mata, bangun di sepertiga malam. Diri masih mencuba, mencari sinar disebalik noda yang telah menjadi hijab antaranya dan Penciptanya yang Maha Esa. Diri mencuci cermin hatinya dengan air mata tangis penyesalan.

Diri kembali melaksanakan ibadah sunat kerana ia adalah tanda cintanya pada Allah ta'ala.

Diri sekarang sedang bermujahadah dan diri tahu bahawa mujahadah tidak akan habis sehingga nafas terhenti ruh terpisah dari jasad. Jihad melawan nafsu. Jihad melawan godaan syaitan.

Diri adalah manusia.
Diri adalah hamba.
Diri adalah khalifah.
Diri tidak sempurna.

Ibarat mendaki gunung Sinai yang berbatu dalam kegelapan, melawan segala penipuan yang telah ditanam di minda - mampukan mendaki? ada cara mudah tapi ia melawan fitrah. kaki sudah lenguh? badan sakit? mempukah meneruskan pendakian? yang lain sudah sampai? ada lagi di bawah? mampukah? Sebenarnya, kemampuan itu terletak di hati dan akal. Diri sedar, jika ditakdirkan mati, diri sebenarnya telah sampai di puncak andai diri telah memberi 101% doa, usaha dan tawakkal kepada Allah ta'ala. Ukuran kejayaan bukan dengan apa yang zahir. Kejayaan adalah apa yang tidak dapat dilihat oleh pancaindera tetapi dirasakan sungguh manis oleh hati dan tenang oleh akal. Ia bukannya dalam bidang kuasa manusia untuk menjadi hakim untuk kejayaan tersebut, tetapi Allah selayaknya...

Ia tidak mudah tetapi ia boleh dicapai. Tiada perkara yang mudah di dunia yang fana ini, teruskan usaha, teruskan mujahadah tanpa jemu. Allah bersama orang yang sabar dan istiqamah. insya Allah. Doakan!

Allahumma ya muqallibal qulub, thabbits qalbi 'ala deenik
Wahai Tuhan kami yang membolak balikkan hati, tetapkanlah hati kami dalam cara hidup islam

wallahua'lam
segala puji hanya bagi Allah, Tuhan sekalian alam

Friday 14 November 2008

Worry not

Bismillah ar-Rahman ar-Rahim

Prison Break - break your ego

Let go of your worries
and be completely clear-hearted,
like the face of a mirror
that contains no images.
If you want a clear mirror,
behold yourself
and see the shameless truth,
which the mirror reflects.
If metal can be polished
to a mirror-like finish,
What polishing might the mirror
of the heart require?
Between the mirror and the heart
is this single difference:
the heart conceals secrets,
while the mirror does not

Rumi - The Divani Shamsi Tabriz, XIII

Rasulullah s.a.w once said: "Surely, in the breast of humanity is a lump of flesh, if sound then the whole body is sound, and if corrupt, then the whole body is corrupt. Is it not the heart?"
[Hadis 6: Koleksi Hadis 40 Imam Nawawi (Matan arba'in)]

wallahua'lam
segala puji hanya bagi Allah, Tuhan sekalian alam

Monday 10 November 2008

Emak & Abah

Bismillah ar-Rahman ar-Rahim

Lafaz yang Tersimpan


Permata Ayah Bonda

Diriwayatkan daripada 'Abdullah bin Mas'ud r.a. katanya: "Saya telah bertanya kpd Nabi s.a.w: 'amalan apakah yang paling disukai oleh Allah?' Baginda s.a.w menjawab: 'Sembahyang dalam waktunya.' Beliau bertanya lagi: 'Kemudian amalan manakah pula?' Baginda s.a.w menjawab: 'Kemudian berbakti kepada ibu bapa.' Beliau bertanya lagi: 'Kemudian amalan manakah pula?' Baginda s.a.w menjawab: 'Berjihad di jalan Allah.'"
[Hadis Riwayat al-Bukhari]

Di dalam sebuah hadith diriwayatkan bahawa: “Pintu-pintu terbaik untuk memasuki syurga (Jannah) ialah bapa. Jikalau kamu ingin, jagailah dia; jikalau kamu suka , binasakanlah dia.” Seorang sahabat telah bertanya kepada Rasulullah saw: “Apakah hak-hak seorang bapa?” Baginda saw pun menjawab “Merekalah Jannahmu dan Jahannammu.


Selanjutnya dinyatakan dalam sebuah hadith bahawa: “Bila seorang anak yang taat melihat wajah kedua ibu bapanya dengan perasaan kasih sayang, ganjaran bagi melihat yang demikian adalah sama dengan Haji yang mabrur.”

Seorang sahabat berkata “Ya Rasulullah saw, daku hendak pergi berjihad.” Rasulullah saw lalu bertanya: “Adakah ibumu masih hidup?” Dia pun menjawab “ya.” Rasulullah saw bersabda : “Khidmatilah dia, jannah terletak di bawah tapak kaki ibumu untukmu.”

Have you prayed for your parents today?

"Dan Kami perintahkan manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya...."
[Luqman: 14]

"Dan Kami wajibkan kepada manusia agar (berbuat) baik kepada kedua orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya kepada-Ku tempat kembalimu, dan Aku akan beritakan kepadamu apa yang engkau kerjakan"
[al-Ankabut: 08]
wallahua'lam
segala puji hanya bagi Allah, Tuhan sekalian alam

Sunday 9 November 2008

Pertemuan Itu

Bismillah ar-Rahman ar-Rahim

Meeting with Allah ta'ala - insya Allah
wallahua'lam
segala puji hanya bagi Allah, Tuhan sekalian alam

Friday 7 November 2008

Change my Dead Heart

Bismillah ar-Rahman ar-Rahim


Change my Dead Heart - Syeikh Ahmad Zulfikar

Wash all the filth away and change my dead heart
make me alive again, give me a fresh start
so change my heart please and wash the filth away
don't leave me drowning here alone and astray

I spent my life running away from you

and now I have nowhere to turn except to You
I turn to You and begging You to be saved
and change me into the obedient slave

I have been doing all my life what I craved
Syaitan and nafs have always held me enslaved
I am ashamed that I have broken Your rules
worshipped my nafs and be an ignorant fool

But now I know the path leading me to deen

I bow to you and asking You to help me
I wish your name (asma al-Husna) to be engraved in my heart
I will be grateful to You - change this dead heart

My heart is dark and so my eyes remain dry
Hypocrisy and hubris wont let me cry
I am at your door, I am begging you let me in
not push me back to my hopeless life of sin

So change my heart and forgive my sins these days

not leave me drowning here alone and astray
wash all the filth away and change my dead heart
make me alive again, give me a fresh start

"dan hendaklah kamu memohon ampunan kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya, niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu sampai waktu yang telah ditentukan. Dan Dia akan memberikan karunia-Nya kepada setiap orang yang berbuat baik. Dan jika kamu berpaling, maka sungguh, aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang besar (kiamat)"
[Hud 11:3]

Allahumma ya muqallibal qulub, thabbits qalbi 'ala deenik
Ya Allah yang mebolak-balikkan hati, mantapkanlah hatiku dalam memeluk agama-Mu

wallahua'lam
segala puji hanya bagi Allah, Tuhan sekalian alam

Wednesday 5 November 2008

Time for a Change

Bismillah ar-Rahman ar-Rahim


Lets Change

This is yet another thing that made me feel as if I am being slapped in the face. Here are the ten things that we were blessed with but we sometimes neglect, as noted by Shyakh al-islam Ibn Qayyim al-Jawziyah. Masha Allah...
  1. our knowledge - are we practising what we know about Islam?
  2. our actions - are we sincere enough?
  3. our wealth - are we spending for the sake of islam?
  4. our hearts - is it filled with love for Allah, the hereafter, peace & content?
  5. our bodies - are we using it for ibadah and services for Allah's sake?
  6. our love - is it manifested towards Allah and Allah alone?
  7. our time - have we compensated enough to cleanse us of our sins (taubat)?
  8. our intellect - is it used for contemplation & reflection?
  9. our service - are we doing things to bring us closer to Allah?
  10. our dhikr - does it affect our hearts and actions?
"which of the blessings of Allah's (favours) do ye (djinn & human) deny?"
[ar-Rahman]
wallahua'lam
All praises be unto Allah, the Lord of the universe

Sunday 2 November 2008

A Slap on the Face

Bismillah ar-Rahman ar-Rahim
Asslammualaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuhu

ighfirly ya Allah, ana faqir ilayka

Ibnu Mubarak menceritakan bahwa Khalid bin Ma'dan berkata kepada Mu'adz, "Mohon Tuan ceritakan hadits Rasulullah sallAllahu 'alayhi wasallam yang Tuan hafal dan yang Tuan anggap paling berkesan. Hadits manakah menurut Tuan?
Jawab Mu'adz, "Baiklah, akan kuceritakan."

Selanjutnya, sebelum bercerita, beliau pun menangis. Beliau berkata, "Hmm, Betapa rindunya diriku pada Rasulullah, ingin rasanya diriku segera bertemu dengan beliau." Kata beliau selanjutnya, "Tatkala aku menghadap Rasulullah sallAllahu 'alayhi wasallam, beliau menunggang unta dan menyuruhku agar naik di belakang beliau. Kemudian berangkatlah kami dengan berkendaraan unta itu. Selanjutnya beliau menengadah ke langit dan bersabda: Puji syukur ke hadrat Allah Yang Berkehendak atas makhluk-Nya, ya Mu'adz!

Jawabku, "Ya Sayyidi l-Mursalin"

Beliau kemudian berkata, 'Sekarang aku akan mengisahkan satu cerita kepadamu. Apabila engkau menghafalnya, cerita itu akan sangat berguna bagimu. Tetapi jika kau menganggapnya remeh, maka kelak di hadapan Allah, engkau pun tidak akan mempunyai hujjah (argumen).

Hai Mu'adz! Sebelum menciptakan langit dan bumi, Allah telah menciptakan tujuh malaikat. Pada setiap langit terdapat seorang malaikat penjaga pintunya. Setiap pintu langit dijaga oleh seorang malaikat, menurut derajat pintu itu dan keagungannya. Dengan demikian, malaikat pula-lah yang memelihara amal si hamba.

Suatu saat sang Malaikat pencatat membawa amalan sang hamba ke langit dengan kemilau cahaya bak matahari. Sesampainya pada langit tingkat pertama, malaikat Hafadzah memuji amalan-amalan itu.

Tetapi setibanya pada pintu langit pertama, malaikat penjaga berkata kepada malaikat Hafadzah:

"Tamparkan amal ini ke muka pemiliknya. Aku adalah penjaga orang-orang yang suka mengumpat. Aku diperintahkan agar menolak amalan orang yang suka mengumpat. Aku tidak mengizinkan ia melewatiku untuk mencapai langit berikutnya!"

Keesokan harinya, kembali malaikat Hafadzah naik ke langit membawa amal shaleh yang berkilau, yang menurut malaikat Hafadzah sangat banyak dan terpuji.

Sesampainya di langit kedua (ia lolos dari langit pertama, sebab pemiliknya bukan pengumpat), penjaga langit kedua berkata, "Berhenti, dan tamparkan amalan itu ke muka pemiliknya. Sebab ia beramal dengan mengharap dunia. Allah memerintahkan aku agar amalan ini tidak sampai ke langit berikutnya."

Maka para malaikat pun melaknat orang itu.

Di hari berikutnya, kembali malaikat Hafadzah naik ke langit membawa amalan seorang hamba yang sangat memuaskan, penuh sedekah, puasa, dan berbagai kebaikan, yang oleh malaikat Hafadzah dianggap sangat mulia dan terpuji. Sesampainya di langit ketiga, malaikat penjaga berkata:

"Berhenti! Tamparkan amal itu ke wajah pemiliknya. Aku malaikat penjaga kibr (sombong). Allah memerintahkanku agar amalan semacam ini tidak pintuku dan tidak sampai pada langit berikutnya. Itu karena salahnya sendiri, ia takabbur di dalam majlis."

Singkat kata, malaikat Hafadzah pun naik ke langit membawa amal hamba lainnya. Amalan itu bersifat bak bintang kejora, mengeluarkan suara gemuruh, penuh dengan tasbih, puasa, shalat, ibadah haji, dan umrah. Sesampainya pada langit keempat, malaikat penjaga langit berkata:

"Berhenti! Popokkan amal itu ke wajah pemiliknya. Aku adalah malaikat penjaga 'ujub (rasa bangga terhadap kehebatan diri sendiri) . Allah memerintahkanku agar amal ini tidak melewatiku. Sebab amalnya selalu disertai 'ujub."

Kembali malaikat Hafadzah naik ke langit membawa amal hamba yang lain. Amalan itu sangat baik dan mulia, jihad, ibadah haji, ibadah umrah, sehingga berkilauan bak matahari. Sesampainya pada langit kelima, malaikat penjaga mengatakan:

"Aku malaikat penjaga sifat hasud(dengki). Meskipun amalannya bagus, tetapi ia suka hasud kepada orang lain yang mendapat kenikmatan Allah swt. Berarti ia membenci yang meridhai, yakni Allah. Aku diperintahkan Allah agar amalan semacam ini tidak melewati pintuku."

Lagi, malaikat Hafadzah naik ke langit membawa amal seorang hamba. Ia membawa amalan berupa wudhu' yang sempurna, shalat yang banyak, puasa, haji, dan umrah. Sesampai di langit keenam, malaikat penjaga berkata:

"Aku malaikat penjaga rahmat. Amal yang kelihatan bagus ini tamparkan ke mukanya. Selama hidup ia tidak pernah mengasihani orang lain, bahkan apabila ada orang ditimpa musibah ia merasa senang. Aku diperintahkan Allah agar amal ini tidak melewatiku, dan agar tidak sampai ke langit berikutnya."

Kembali malaikat Hafadzah naik ke langit. Dan kali ini adalah langit ke tujuh. Ia membawa amalan yang tak kalah baik dari yang lalu. Seperti sedekah, puasa, shalat, jihad, dan wara'. Suaranya pun menggeledek bagaikan petir menyambarnyambar, cahayanya bak kilat. Tetapi sesampai pada langit ke tujuh, malaikat penjaga berkata:

"Aku malaikat penjaga sum'at (sifat ingin terkenal). Sesungguhnya pemilik amal ini menginginkan ketenaran dalam setiap perkumpulan, menginginkan derajat tinggi di kala berkumpul dengan kawan sebaya, ingin mendapatkan pengaruh dari para pemimpin. Aku diperintahkan Allah agar amal ini tidak melewatiku dan sampai kepada yang lain. Sebab ibadah yang tidak karena Allah adalah riya. Allah tidak menerima ibadah orang-orang yang riya."

Kemudian malaikat Hafadzah naik lagi ke langit membawa amal dan ibadah seorang hamba berupa shalat, puasa, haji, umrah, ahlak mulia, pendiam, suka berdzikir kepada Allah. Dengan diiringi para malaikat, malaikat Hafadzah sampai ke langit ketujuh hingga menembus hijab-hijab (tabir) dan sampailah di hadapan Allah. Para malaikat itu berdiri di hadapan Allah. Semua malaikat menyaksikan amal ibadah itu shahih, dan diikhlaskan karena Allah.Kemudian Allah berfirman: "Hai Hafadzah, malaikat pencatat amal hamba-Ku, Aku-lah Yang Mengetahui isi hatinya. Ia beramal bukan untuk Aku, tatapi diperuntukkan bagi selain Aku, bukan diniatkan dan diikhlaskan untuk- Ku. Aku lebih mengetahui daripada kalian. Aku laknat mereka yang telah menipu orang lain dan juga menipu kalian (para malaikat Hafadzah). Tetapi Aku tidak tertipu olehnya. Aku-lah Yang Maha Mengetahui hal-hal gaib. Aku mengetahui segala isi hatinya, dan yang samar tidaklah samar bagi-Ku. Setiap yang tersembunyi tidaklah tersembunyi bagi-Ku. Pengetahuan-Ku atas segala sesuatu yang telah terjadi sama dengan pengetahuan-Ku atas segala sesuatu yang belum terjadi. Pengetahuan-Ku atas segala sesuatu yang telah lewat sama dengan yang akan datang. Pengetahuan-Ku atas segala yang telah lewat sama dengan yang akan datang. Pengetahuan-Ku atas orang-orang terdahulu sama dengan pengetahuan-Ku atas orang-orang kemudian.

Aku lebih mengetahui atas sesuatu yang samar dan rahasia. Bagaimana hamba-Ku dapat menipu dengan amalnya. Mereka mungkin dapat menipumsesama makhluk, tetapi Aku Yang Mengetahui hal-hal yang gaib. Aku tetapm melaknatnya...!"

Tujuh malaikat di antara tiga ribu malaikat berkata, "Ya Tuhan, dengan demikian tetaplah laknat-Mu dan laknat kami atas mereka." Kemudian semua yang berada di langit mengucapkan, "Tetaplah laknat Allah kepadanya, dan laknatnya orang-orang yang melaknat."'
Sayyidina Mu'adz (yang meriwayatkan hadits ini) kemudian menangis tersedu-sedu. Selanjutnya berkata, "Ya Rasulallah, bagaimana aku bisa selamat dari semua yang baru engkau ceritakan itu?"

Jawab Rasulullah, "Hai Mu'adz, ikutilah Nabimu dalam masalah keyakinan." Tanyaku (Mu'adz), "Engkau adalah Rasulullah, sedang aku hanyalah Mu'adz bin Jabal. Bagaimana aku bisa selamat dan terlepas dari bahaya tersebut?" Berkatalah Rasulullah sallAllahu 'alayhi wasallam, "Memang begitulah, bila ada kelengahan dalam amal ibadahmu. Karena itu, jagalah mulutmu jangan sampai menjelekkan orang lain, terutama kepada sesama ulama. Ingatlah diri sendiri tatkala hendak menjelekkan orang lain, sehingga sadar bahwa dirimu pun penuh aib. Jangan menutupi kekurangan dan kesalahanmu dengan menjelekkan orang lain. Janganlah mengorbitkan dirimu dengan menekan dan menjatuhkan orang lain. Jangan riya dalam beramal, dan jangan mementingkan dunia dengan mengabaikan akhirat. Jangan bersikap kasar di dalam majlis agar orang takut dengan keburukan akhlakmu. Jangan suka mengungkit-ungkit kebaikan, dan jangan menghancurkan pribadi orang lain, kelak engkau akan dirobek-robek dan dihancurkan anjing Jahannam, sebagaiman firman Allah dalam surat An-Naziat ayat 2."
Tanyaku selanjutnya, "Ya Rasulullah, siapakah yang bakal menanggung penderitaan seberat itu?"
Jawab Rasulullah sallAllahu 'alayhi wasallam, "Mu'adz, yang aku ceritakan tadi akan mudah bagi mereka yang dimudahkan Allah. Engkau harus mencintai orang lain sebagaimana engkau menyayangi dirimu. Dan bencilah terhadap suatu hal sebagaimana kau benci bila itu menimpa dirimu. Jika demikian engkau akan selamat."
Khalid bin Ma'dan meriwayatkan, "Sayyidina Mu'adz sering membaca hadits ini seperti seringnya membaca Al-Qur'an, dan mempelajari hadits ini sebagaimana mempelajari Al-Qur'an di dalam majlis."

[Sumber: Al Ghazali, Minhajul Abidin, dan Bidayatul Hidayah]


wallahua'lam

segala puji hanya bagi Allah, Tuhan sekalian alam

Life is for Rent

Life is for Rent
"Ya Tuhan kami. Berikanlah kami Rahmat dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami" [al-Kahf:10]